Selasa, 27 Mei 2008

jawaban untuk pranoto edi

Kami akan mencoba menjawab pertanyaan saudara pranoto edi, menurut kami pemberian tunjangan atau yang dikenal dengan uang proyek, tanpa disadari oleh pemimpin punya kecenderungan menjadi seperti sinterlkas (pemimpin populis) dengan melakukan bagi2 'proyek' yang bersifat sama rata (prinsip pemerataan) atau mendistribusikan pada kelompok tertentu (prinsip favoritisme) baik karena kecakapannya maupun kedekatannya. Alasan tersebut akan menimbulkan dampak negatif berupa kemalasan berpikir bagi organisasi, dampak yang pertama yaitu dapat mengabaikan kompetensi sehingga tidak memicu keinginan untuk mengaktifkan kebiasaan berpikir. Dampak yang kedua, dapat mematikan semangat berpikir kalau seseorang yang sangat diandalkan terlalu dibebani 'proyek' sehingga menurut pendapat kami tunjangan tidak akan memotivasi mereka lebih giat bekerja tetapi justru menimbulkan kemalasan berpikir bagi organisasi. Dan mengenai organisasi yang memberikan gaji tetap yang rendah merupakan organisasi yang malas karena dengan menetapkan sistem penggajian tersebut, berarti organisasi itu kurang tanggap terhadap kesejahteraan para anggotanya hal ini akan menimbulkan kemalasan berpikir anggota dan dapat menyebabkan kelumpuhan organisasi. Semoga jawaban kami dapat diterima,,,makasih..
Dijawab oleh: DEWI RATNASARI (F1B006086) DAN NADIA (F1B006092)

Senin, 26 Mei 2008

jawaban untuk agung hariawan

banyak pemimpin dalam oraganisasi-organisasi yang cenderung pada gaya "problem based leadership" yang dapat menyebabkan kelumpuhan organisasi.untuk menyikapi gaya yang demikian, dan untuk menghindari kelumpuhan organisasi adalah dengan berusaha menciptakan suatu organisasi yang berpikir, karena cenderung menganut kepemimpinan"solution based" dimana semua orang, baik atasan maupun bawahan bekerja dalam suasana kesetaraan dan respon. Dengan kata lain, kita perlu berdialog melakukan evaluasi bersama-sama dan mencari solusi-solusi baru.Setiap orang, baik atasan maupun bawahan bekerja dalam suasana kesetaraan dan reflek. Semua orang cenderung mencari solusi bukan memperbesar kesalahan. Karena berorientasi pada solusi, sehingga mereka sibuk untuk bekerja sama, berefleksi dan melakukan terobosan-terobosan. Dalam organisasi ini jarang sekali ditemui komplain atau teguran justru yang sering ditemui adalah penghargaan atas prestasi-prestasi yang dimilikinya.

Dijawab oleh: DEWI RATNASARI (F1B006086)
NADIA (F1B006092)

jawaban untuk leily safaria

menurut kami cara mengatasi 3faktor yang menyebabkan organisasi lumpuh adalah sebagai berikut:
faktor yang pertama adalah kaitannya dengan faktor atasan yang dominan,untuk mengatasi ini maka pemimpin hendaknya dalam membuat suatu keputusan tidak diambil secara sepihak atau dari pemimpin itu sendiri tetapi berusaha untuk menampung pendapat para bawahannya karena bawahan yang menghadapi masalah itu secara nyata sehingga keputusan yang diambil sesuai dengan sesuai dengan keadaan yang ada dilapangan dan keputusan yang dibuat merupakan keputusan bersama,sehingga dalam menjalakankan kebijakan /keputusan itu bawahan akan menjalankan dengan baik karena mereka tahu benar tentang esensi keputusan yang dibuat.selain itu dengan memberi kesempatan kepada bawahan untuk menyalurkan pendapat dapat membantu mengembangkan potensi yang ada pada bawahan yang terkekang akibat adanya faktor atasan yang dominan.Apabila bawahan dapat menyalurkan inspirasinya dalam organisasi maka dapat mengatasi faktor kedua yang menyebabkan organisasi menjadi lumpuh yaitu faktor bawahan yang malas berfikir, karena bawahan hanya bersifat menunggu instruksi atasan dalam melaksanakan tugas sehingga bawahan sangat tergantung dengan pemimpin dan ini menjadikan mereka malas berpikir.Oleh karena seorang pemimpin harus memiliki human relation yang baik agar dapat mengerti kebutuhan dan potensi diri para anggotanya sehingga ia dapat mengelola potensi diri yang ada pada bawahan dan berusaha untuk memberikan kesempatan bawahan mengembangkan potensinya agar bawahan bersifat proaktif dalam menghadapi perubahan yang terjadi dalam organisasi jadi bawahan tidak malas untuk berfikir karena hanya bersifat menunggu dan tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan dirinya. Dan yang terakhir kaitannya dengan faktor lingkungan maka tindakan yang harus dilakukan adalah berusaha untuk merubah unsur-unsur yang ada dalam organisasi misalnya budaya organisasi yang ada seperti atasan yang otoriter,bawahan yang malas berpikir, tradisi lama yang sulit dihilangkan dan sebagai, walaupun merubah budaya organisasi sulit tetapi harus dilakukan agar organisasi tidak menjadi lumpuh selain itu berusaha untuk mengurangi penggunaan jasa konsultan tanpa keinginan membatasi jangka waktunya, karena akan semakin besar kemungkinannya organisasi menjadi lumpuh. Di samping itu tindakan lain yang dapat dilakukan adalah dengan merubah struktur organisasi menjadi lebih ramping atau sebaliknya yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.Kaitannya dengan lingkungan luar maka organisasi harus selalu berinteraksi dengan lingkungan sekitar agar organisasi bersifat fleksibel dan dinamis.
dan untuk pertanyaan yang kedua jawabanya sama dengan diatas(cara mengatasi faktor lingkungan) yaitu dengan merubah unsur2 yang ada dalam organisasi seperti budaya organisasi,struktur organisasi,manajemen,dan Re-code pikiran anggotanya karena organisasi hidup dan berkembang bukan hanya karena organnya(tubuhnya) tetapi juga karena otaknya yang bekerja semua sehingga orgnisasi dapat bertahan dan tidak menjadi lumpuh. Dan dalam hubungannya dengan dunia luar maka organisasi harus berinteraksi dengan dunia luar agar tidak ketinggalan zaman.
jawaban ditulis oleh NADIA(F1B006092)

2008 Mei 25 20:37

Jawaban untuk Ayu Diana Sari

wa'alaikum salam.............
Saya Dhien Shamata akan mencoba menjawab pertanyaan dari Ayu Diana Sari.
Di era globalisasi yang ditunjang oleh inovasi juga ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Menyadari akan persaingan yang semakin berat, maka diperlukan perubahan paradigma organisasi dari yang semula mengandalkan pada resource-based menjadi knowledge-based yang bertumpu pada pengembangan metadatabases, data mining, data warehouse, dan sebagainya. Upaya lain yang perlu dilakukan ke depan dalam menuju suatu pembaharuan dalam organisasi adalah pengembangan SDM dan knowledge sharing (berbagi knowledge) dikalangan karyawan menjadi sangat penting guna meningkatkan kemampuan manusia untuk menghasilkan inovasi. Mengelola knowledge sebenarnya merupakan ”bagaimana organisasi mengelola karyawan mereka dari pada berapa lama mereka menghabiskan waktu untuk teknologi informasi”. Semua organisasi harus berubah karena adanya tekanan di dalam lingkungan internal maupun eksternal. Walaupun perubahan yang terjadi lebih pada lingkungan, namun pada umumnya menuntut perubahan lebih dalam organisasional, dan organisasi-organisasi bisa melakukan lebih banyak perubahan ataupun lebih sedikit. Organisasi-organisasi bisa merubah tujuan dan strategi-strategi, teknologi, desain pekerjaan, struktur, proses-proses, dan orang. Perubahan-perubahan pada orang senantiasa mendampingi perubahan-perubahan dalam factor-faktor yang lain.
Proses perubahan pada umumnya mencakup sikap dan perilaku saat ini yang unfreezing, perubahan-perubahannya dan akhirnya kepemilikan sikap dan perilaku yang baru yang refreezing. Sejumlah isu-isu kunci dan problem harus dihadapi selama dalam proses perubahan umum.
Sekian jawaban dari saya, terima kasih............

DHIEN SHAMATA
F1B006072

Minggu, 25 Mei 2008

Jawaban Untuk Dinda Ayu Helena

Saya Dhien Shamata mencoba menjawab pertanyaan dari saudari Dinda AYu Helena.
Di organisasi-organisasi modern saat ini, pandangan tentang manajemen perubahan ini bersinggungan pula dengan cara mereka memberlakukan knowledge sebagai modal intelektual. Manajemen perubahan mencakup prinsip, alat analisis, ICT, teori perubahan strategis, peningkatan fungsi individu, sistem, struktur dan proses kerja yang di dahului dengan desain organisasi, perbaikan kinerja pegawai, hubungan antar bidang/bagian/kelompok dalam suatu organisasi.
Dengan demikian, knowledge management akan membuat berbagi informasi (shared information) tersebut menjadi bermanfaat. Knowledge management termasuk strategi dari tanggung jawab dan tindak lanjut (commitment), baik untuk meningkatkan efektifitas organisasi maupun untuk meningkatkan peluang/kesempatan.
Tujuan dari knowledge management adalah meningkatkan kemampuan organisasi untuk melaksanakan proses inti lebih efisien.
Di dalam aktivitas setiap organisasi, maka tidak dapat dihindari bahwa knowledge yang diperlukan adalah knowledge yang tertanam di dalam diri masing-masing pribadi dan juga tercakup dalam kerjasama antarpribadi. Semua ini bukan hanya knowledge eksplisit, tapi juga knowledge tacit, terlebih lagi knowledge ini menjadi dinamis sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi di dunia eksternal maupun internal dari sebuah organisasi. Nah, inilah urusan manajemen knowledge, yaitu bagaimana mengelola dinamika penggunaan knowledge tacit yang terintegrasi dengan knowledge eksplisit.

DHIEN SHAMATA
F1B006072

Jawaban to Siti Ayu G.

Terima kasih untuk pertanyaanya. Dan Saya Mirza Anjeng Sari akan menjawab pertanyaan Saudara dengan semampu saya.

Menurut saya dalam membangun sebuah persepsi seorang pemimpin itu harus dapat menyesuaikan diri dengan realita yang ada sekarang. Alasanya,di dalam setiap zaman pasti selalu ada perubahan-perubahan yang muncul tiba-tiba dan di situlah seorang manajer di uji sebagai seorang pemimpin untuk menghadapi dan menangani masalah-masalah baik itu secara internal maupun eksternal, menurut saya itu sudah menjadi suatu tugas dari seorang pemimpin jika seorang pemimpin tidak dapat melakukan perubahan maka dia gagal untuk menjadi pemimpin.

Mohon maaf apabila ada kesalahan-kesalahan saya saat memberikan jawaban. Terima kasih...:)

Nama: MIRZA ANJENG SARI
NIM : F1B006073

Jawaban untuk famela Tia,

Waalaikumsallam, saya Mirza anjeng sari akan menjawab semampu saya pertanyaan saudara yang bertanya mengenai apakah itu problem based leadeship dan solution based leadership.
Menurut saya,
Problem based leadership itu adlh Para pemimpin yang basis masih rendah, menrut saya pemimpin ini hny mengandalkan posisinya semata-mata u/ memiliki tradisi kepemimpinan yang selalu berfokus pada dirinya.dan didalam organisasi ini Pimpinan cenderung panik, mencari kesalahan2 org lain & terlalu banyak menghabiskan energi u/ mengatasi hal-hal yang tidak perlu. Serta pemimpin ini juga cenderung bertanya "mengapa?" dan tidak dapat memberikan solusi untuk mengatasi masalah-masalah yang ada.
Solution based leadership itu adlh kebalikan daripada problem based leadership. alasannya karna,Setiap oran baik atasan maupun bawahan bekerja dlm suasana kesetaraan & reflek. U/ pimpinan maupun karyawannya cenderung mencari solusi bkn memperbesar kesalahan. Krn berorientasi pd solusi, mk semua mrk sibuk u/ bekerja sama, berefleksi & melakukan terobosan2. Dlm organisasi ini jarang sekali ditemui komplain/teguran justru yang sering ditemui adalah penghargaan atas prestasi2 yg dimilikinya.
Demikian jawaban yang dapat saya berikan. Mohon maaf bila ada jawaban yg kurang berkenan dihati saudara, karna saya baru belajar. Terima kasih ya cantik... :)

Mirza Anjeng Sari (F1B006073)

Jumat, 23 Mei 2008

jawaban komentar Bahktiar

Assalamualaikum... kami wakil dari kelompok ini, insya allah semaksimal mungkin kami akan mjawab pertanyaan yg diberikan kpd Saudara Bahktiar.
         Untuk pertanyaan pertama: Seingat kami bahwa "cut red tape" itu adalah pita merah yang menghubungkan aspirasi masyarakat dengan birokrasi.Yg mana pita merah tsb mrp jembatan penghubung antara masyarakat dengan pemerintah dan pemerintah mendengarkan aspirasi masyarakat serta mewujudkan aspirasi tersebut. Maka dari itu kepatuhan pada baku tersebut masih sangat relevan digunakan guna tercapainya efektivitas organisasi tetapi kita juga mesti melihat perubahan apa yang terjadi disekitar organisasi itu. 
          Untuk pertanyaan kedua : Seorang pemimpin dapat merubah presepsi pada karyawannya dengan cara melakukan inovasi yang berupa kreativitas dan keterbukaan berfikir karyawan dalam meningkatkan motivasi bekerja terhadap perubahan organisasi yang terjadi seiring dengan perkembangan zaman. 

Jawaban dari Dhien Shamata (F1B006072) dan Mirza Anjeng Sari (F1B006073)